a. Hubungan lembaga PAUD dengan Orang tua dalam konteks umum
Berkomunikasi dengan orang tua merupakan salah satu tanggungjawab pendidik. Demikian juga dengan orang tua, mereka perlu menjalin komunikasi dengan pendidik. Komunikasi timbal balik ini akan sangat efektif untuk memberikan layanan yang berkualitas kepada anak usia dini. Orang tua dan pendidik saling berbagi informasi baik mengenai program lembaga maupun tentang individual anak. Orang tua dapat mengetahui program-program yang akan dan sedang dilaksanakan oleh lembaga. Di samping itu juga dapat memberi saran serta kritikan tentang pelaksanaan program – program dan saling bekerja sama demi kemajuan lembaga tersebut. Pendidik dapat menginformasikan dan berdiskusi tentang perkembangan anak selama mengikuti kegiatan di lembaga tersebut dan juga menggali informasi dari orang tua tentang berbagai hal mengenai anak tersebut.
Kegiatan berkomunikasi tersebut dapat dilakukan dengan berbagai cara. Baik secara formal maupun informal, baik secara tertulis maupun lisan. Akan tetapi bukan hal yang mudah baik bagi pendidik maupun orang tua untuk menjalin komunikasi dua arah secara efektif.
Ada banyak kendala baik dari pendidik maupun orang tua.
Panduan ini memuat tentang strategi berkomunikasi antara pendidik dan orang tua melalui papan informasi, buku komunikasi, buku profil lembaga, surat, home visit, dan pertemuan pendidik-orang tua.
b. Tujuan keterlibatan orang tua dalam komunikasi dua arah ini yaitu:
1. Menyampaikan informasi tentang kebijakan dan program kegiatan yang ada di lembaga.
2. Menjalin kerjasama antara lembaga dan orang tua dalam melaksanakan program lembaga
3. Berdiskusi tentang perkembangan anak dan permasalahan yang dihadapi oleh masing – masing
anak.
4. Berbagi pengalaman dan gagasan dalam membelajarkan anak.
5. Bertukar informasi mengenai perkembangan anak yang ada di lembaga dan di rumah.
6. Memperoleh informasi yang membantu pemahaman mengenai berbagai aspek tentang kemajuan tumbuh kembang anak.
c. Strategi berkomunikasi antara pendidik (pengelola Lembaga PAUD) dan orang tua melalui:
1. Papan Informasi
Salah satu cara yang dapat ditempuh untuk menjalin komunikasi dua arah antara pendidik dan orang tua adalah pengadaan papan informasi. Papan informasi adalah papan yang ditempel di dinding atau dipasang di tempat strategis sehingga mudah diakses dan dibaca oleh orang tua maupun pendidik. Papan informasi tersebut dapat dimanfaatkan untuk menempel berbagai pesan dari pendidik yang dimaksudkan untuk diketahui orang tua peserta didik maupun pesan dari orang tua peserta didik untuk diketahui oleh pendidik.
1. Pesan-pesan yang dapat disampaikan pada papan informasi:
1. Pengumuman tentang jadwal pertemuan
2. Selebaran berisi informasi tentang perkembagan dan pertumbuhan peserta didik.
3. Hasil karya peserta didik untuk diapresiasi oleh orang tua
4. Foto-foto kegiatan, baik kegiatan peserta didik, kegiatan pendidik maupun kegiatan orang
tua
5. Foto-foto peserta didik
6. Jadwal pembelajaran peserta didik
7. Instruksi untuk volunteer
8. Hal-hal yang relevan dengan rencana kegiatan lembaga
Informasi melalui papan informasi dapat merupakan pengulangan atau penguatan dari informasi yang dikirimkan melalui surat atau catatan-catatan yang ditulis melalui buku penghubung.
2. Langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk membuat papan informasi:
1. Menyiapkan lokasi yang strategis dan mudah diakses oleh orang tua dan pendidik
2. Menyiapkan papan informasi.
3. Menyiapkan bahan/materi.
4. Memasang dan menempel materi yang disiapkan
5. Menghias papan informasi
Materi yang disampaikan pada papan informasi hendaknya secara rutin diperbaharui sehingga selalu berisi informasi-informasi yang relevan dengan perkembangan kegiatan anak maupun kegiatan orang tua. Pembaharuan materi pada papan informasi dapat dilakukan setiap dua minggu, setiap bulan atau sesuai kebutuhan. Pembaharuan materi ini sangat penting untuk menarik perhatian karena jika papan dipenuhi dengan informasi yang sudah lama atau terlihat acak-acakan, pihak orang tua tidak akan melihatnya.
Pelaksanaan kegiatan ini dapat melibatkan orang tua.
Orang tua yang tertarik menjadi volunteer dapat diikutsertakan untuk membantu memasang informasi dan menghiasnya. Di samping itu orang tua juga dapat dilibatkan untuk menyumbang hasil karyanya.
2. Buku Profil
Lembaga
Buku Profil lembaga merupakan salah satu media komunikasi yang penting dalam membangun keterlibatan dan peran serta orang tua dalam program pendidikan anak usia dini. Buku Profil lembaga adalah buku yang memuat informasi-informasi umum tentang profil lembaga, meliputi:
1. visi dan misi lembaga, Visi adalah tujuan yang hendak dicapai oleh suatu lembaga. Misi
memuat langkah-langkah yang hendak dilakukan untuk mewujudkan tujuan/visi yang telah
ditetapkan.
2. program pembelajaran,
3. jadwal kegiatan,
4. daftar kelas,
5. daftar peserta didik, Berisi informasi tentang jumlah peserta didik, nama-nama peserta didik,
usia/tempat tanggal lahir.
6. daftar pendidik dan tenaga kependidikan
7. fasilitas yang dimiliki
8. tata-tertib dan informasi lain yang bermanfaat untuk orang tua, Beirisi aturan-aturan yang harus
ditaati oleh pihak-pihak yang terkait dengan lembaga, meliputi tata tertib untuk pendidik, tata
tertib untuk anak dan tata tertib untuk orang tua.
3. Buku Komunikasi/ Penghubung
Buku komunikasi adalah suatu media berbentuk buku yang digunakan untuk berkomunikasi dengan orang tua.Buku ini memuat catatan singkat yang menggambarkan keberhasilan yang spesifik, keterampilan atau perilaku baru serta saran-saran untuk kegiatan dirumah. Buku ini berfungsi untuk menjembatani komunikasi antara guru dan orang tua peserta didik, sehingga harus dapat diisi oleh kedua belah pihak.
Pihak orang tua didorong untuk mengirimkan catatan-catatan penting kepada pendidik dan sebaliknya pendidik juga harus aktif mengirimkan catatan-catatan penting tentang pertumbuhan dan perkembangan anak.
Pertukaran catatan dan tanggapan ini penting agar masing-masing pihak yaitu pendidik dan orang tua saling bekerjasama untuk mendorong kemajuan anak. Catatan-catatan dalam buku komunikasi dapat digunakan sebagai dasar bagi orang tua maupun pendidik untuk menentukan materi atau program yang sesuai dengan kebutuhan anak. Tindak lanjut dari catatan-catatan dalam buku komunikasi adalah berupa pertemuan langsung antara pendidik dan orang tua.
4. Surat
Surat adalah cara lain yang dapat digunakan untuk berkomunikasi dengan orang tua. Komunikasi melalui surat dapat dilakukan secara rutin yaitu mingguan atau bulanan sehingga orang tua menerima informasi secara konsisten atau sesuai dengan kebutuhan. Topik surat bervariasi sesuai dengan kebutuhan.
5. Home Visit
Home visit merupakan kegiatan yang dilakukan pendidik dengan mengunjungi rumah orang tua peserta didik. Home visit ini memiliki makna penting untuk membangun hubungan yang solid antara pendidik dan orang tua. Kegiatan ini biasanya dilakukan pada awal dan akhir tahun ajaran. Namun demikian home visit juga dapat dilakukan ketika kegiatan pembelajaran sedang berlangsung ditahun tersebut.
Jika pendidik tidak sanggup untuk mengunjungi dua atau tiga orang tua di rumah, dia dapat mengundang mereka dalam pertemuan khusus di lembaga. Beberapa orang tua mungkin lebih suka diundang dalam pertemuan dalam kelompok kecil. Jika orang tua tidak dapat datang ke lembaga dan pendidik tidak dapat berkunjung ke rumah, maka pendidik dapat mengundang mereka untuk bertemu di tempat lain sesuai kesepakatan. Pertemuan di tempat yang netral mungkin membantu orang tua merasa nyaman. Jika tidak mungkin, pendidik dapat mencoba kontak melalui telepon, atau surat.
6. Pertemuan Orang tua dengan Pendidik (pengelola Lembaga)
Pertemuan pendidik dan orang tua merupakan salah-satu kegiatan yang dapat mendorong komunikasi antara mereka. Kegiatan ini dapat dijadwalkan secara rutin sesuai kebutuhan lembaga.
7. Mempererat komunikasi pendidik-orang tua secara informal
Komunikasi yang sudah terbangun antara pendidik-orang tua perlu senantiasa dipererat. Berbagai upaya dapat dilakukan untuk tujuan tersebut. Strategi komunikasi yang sudah disebutkan di atas adalah upaya membangun komunikasi secara formal dan terencana secara sistematis. Berikut ini adalah upaya mempererat komunikasi pendidik-orang tua secara informal dan tidak memerlukan perencanaan khusus.
1. Waktu orang tua mengantar dan menjemput anak
2. Menggunakan telephon
3. Bertemu di luar lingkungan lembaga PAUD
4. Melakukan kegiatan parenting
2. Hubungan Lembaga PAUD dengan masyarakat dalam konteks umum
Pada umumnya sekolah merupakan tempat anak didik untuk memperoleh pengalaman-pengalaman, pengetahuan, keterampilan sehingga anak didik akan mendapat bekal hidup kelak bekerja di lingkungan masyarakat luas.
Anak usia dini pada hakikatnya adalah manusia yang memerlukan bimbingan, secara kodrati seorang anak sangat perlu pendidikan dan bimbingan dari orang dewasa.
Masyarakat sebagai lingkungan terbesar dalam kehidupan, berguna untuk melatih jiwa anak dalam bersosialisasi terhadap masyarakat, seperti bermain dan bergaul. Yang harus diperhatikan pengaruh lingkungan dan kebudayaan masyarakat terhadap perkembangan pribadi anak misalnya anak yang terdidik dalam keluarga yang religius, setelah dewasa akan cenderung menjadi manusia yang religius pula.
Lingkungan dan keluarga sebagai pendidikan kedua setelah sekolah, orang tua memiliki peran yang cukup strategis dalam membantu guru memaksimalkan proses pembelajaran bagi anak-anak usia prasekolah.
Dalam menyikapi berbagai perubahan sosial dan teknologi yang begitu cepat dalam masyarakat, maka orang tua harus memiliki pegangan edukatif dalam menciptakan suasana pembelajaran.
Tugas pokok orang tua dan masyarakat yang dapat diberdayakan guru dalam meningkatkan perannya adalah :
a. Memberi nama yang tepat.
Pemberian nama akan memberi identitas kepada anak. Dengan berbagai kemajuan dan perubahan sosial nama anak semakin baik dan beragam, namun identitas keklaminan justru sangat penting.
b. Kebiasaan memberikan pakaian yang sesuai.
Berikan pakaian yang sesuai dengan anak agar nantinya Orang tua tidak bingung dengan kebiasaan anak yang kelaki-lakian atau keperempuan-perempuanan akibat dari seringnya memberikan pakaian yang tidak sesuai.
c. Pemilihan warna yang tepat, sebab warna dan motif juga sangat berpengaruh terhadap identitas kekelaminan.
d. Pengembangan hobi yang menunjang.
Kecenderungan biasanya terbaca sejak kecil sehingga pengembangan hobi yang sesuai akan memberikan bekal yang baik untuk perkembangan anak.
e. Memberikan batasan-batasan, aturan-aturan dengan bimbingan yang tepat
f. Memperhatikan tugas dalam rumah tangga secara tidak langsung anak akan memperhatikan dan mengerti akan tugas dan kewajibannya.