-->

PESAN MAHASISWA DI MASA LALU : JANGAN SAMPAI KITA DISALAHKAN OLEH SEJARAH

Posted by Yushan on Monday, April 25, 2016

Apa yang kita perjuangkan adalah benar Semua propaganda hitam yang di tebar oleh rezim adalah untuk mematahkan perjuangan kita. Rakyat dan kelas pekerja yang kita belah dan kita perjuangkan,adalah pedang tajam yang mengancam kelangsungan penindasan. Perjuangan kita adalah satu dengan penderitaan panjang massa rakyat,perjuangan yang selalu berhadapan dengan kebohongan,kemunafikan, perlakuan tidak adil, terror, penangkapan, penyiksaan, penjara bahkan kematian. Semua itu yang pasti harus dihadapi oleh setiap perjuangan yang sungguh-sungguh.

Dalam perkembangan perjuangan kita mengalami peningkatan kwalitatif, demikian halnya resiko yang harus di bayar,semula dengan harus berlandaskan komitmen-komitmen moral yang berkonsekwensi rendah. Namun sejarah yang terus berjalan, semakin mendapatkan siraman sinar kebenaran, ketepatan pilihan apa yang harus di kerjakan yang kita dapatkan secara ilmiah bukan mengada-ada seperti hamparan tanah tandus yang kering mendapatkan siraman air hujan dan matahari, menyuburkan tanah tersebut agar berguna buat kehidupan.

Tujuan perjuangan kita adalah kemerdekaan dari semua bentuk penindasan atas dari semua jenis rakyat yang selama ini menderita secara ekonomi,politik,dan budaya. Secara histories semua itu tidak akan pernah datang begitu saja dan gratis atau tinggal sebagai sebuah pesan tapi harus di buktikan oleh setiap orang yang sadar akan hidup yang terus berhadapan dengan agresi kaum penindas yang tidak pernah puas kalau rakyat tidak habis kering darahnya oleh mesin mesin penghisap.

Kita bukan siapa-siapa, seorang kawan pernah mengingatkan bahwa kita adalah generasi anak haram yang tumbuh dari keharusan sejarah, yang harus setiap hari  mengasah ketajaman otak dan kemampuan kita untuk berhadapan dengan hidup yang semakin lama semakin keras dan memojokan generasi kita ke parit-parit sejarah yang hina dina. Kita hanya harus menempah dan mengasah pedang kita atau dengan sabar perlahan-lahan menunduhkan kepala kita pada tembok kekuasaan yang sombong, dan setiap darah yang mengucur di tembok itu akan mengalir menghidupi bunga yang tumbuh menjalar, yang akan terus merambat,mengukung dan satu saat akan meruntuhkantembok itu. Apa lagi yang jadi takdir hidup kita, ditengah kebuasan penindas.

Patutkah kita lari,buang muka dari penindasan yang melilit leher rakyat. ?? Let your pain be my sorrow ( Sting ), and the world will be as one  ( John Lenon ) Biarlah surga masa depan menjadi milik kita bersama,bukan menjadi milik sendiri-sendiri. kita bukan siapa-siapa, selain harus tetap pada garis perjuangan yang sudah kita patri bersama-sama dalam sejarah umat manusia. Secara jujur kita harus mengakui , perjuangan yang sudah dirintis bukan milik kita sekarang tetapi milik massa depan, milik rakyat yang kita perjuangkan. Pimpinan-pimpinan  ( yang kita pilih dan tunjuk sendiri ) yaitu kawan-kawan dekat kita,yang sudah mengorbankan hidup mereka dalam penyiksaan fisik,maupun jiwa dan pasti akan menjalani penjara. Semua yang sedang di hadapi adalah pilihan sadar mereka untuk kita semua, untuk massa rakyat yang kita belah dan perjuangkan. Lewat seorang kurir, kawan-kawan pimpinan telah mengeluarkan seruan : Penjara tidak membuat kami jera !! masih ingatkah kita bahwa sebagian besar dari mereka hidup di gerogoti penyakit kronik dari TBC, Radang usus, Lever, Ginjal, Geger otak dll. Ingatkah kita bahwa sebagian dari mereka meninggalkan orang tua dan keluarga yang menyayangi mereka ( sebagian dari mereka dalam ekonomi yang parah ) meninggalkan kuliah harapan ke dua orang tua dan orang orang yang mereka kasihi. Tapi, mereka tetap teguh mngepalkan tangan perjuangan-perjuangan mereka.

Ketakutan dan kepanikan kita adalah wajar,namun otak yang sudah ada harus bisa mengatasi itu semua. Tidak ada alasan bagi kita untuk mundur , semua teror yang kita hadapi adalah seujung kuku di bandingkan penderitaan yang sudah di hadapi massa rakyat ? Ingatkah kita terror yang di alami rakyat pada tahun 1965,Aceh Maubere, Papua dan lampung ? Terbayangkah kita pada MARSINAH dan jutaan kaum pekerja lainya yang hidup di kolong-kolong terror dan kemiskinan ? semua tragedy manusia Indonesia ada di benak kita dan tidak pernah bisa di hapus oleh air mata dan kata-kata kosong.

Kita telah melawan Kediktatoran Orde Baru semenjak peristiwa Malari 74, 27 juli 96 sampai kita memimpin revolusi penumbangan Soeharto pada tahun 98, barangkali sudah menjadi takdir sejarah dari penindasan kapitalisme, militerisme di Indonesia dan beberapa negara lain bahwa mahasiswalah yang dipilih oleh sejarah untuk memperbaiki kecacatanya. Mungkin sementara sejarah akan berterimah kasih dengan generasi kita, akan tetapi sejarah belum berhenti untuk mencatat, bahkan saat ini sejarah tersebut menggugat kembali pada generasi kita, sebab revolusi 98 hanya menghasilkan penumbagnan Suharto, sebagai bagian dari Orde Baru. Ingat Orde di topang oleh tiga pilar ; Seharto dan birokrasi korupnya, Partai Golkar Mesin Politiknya, Dwi Fingsi TNI Penjaga Stabilitasnya. Revolusi Rakyat yang kita pimpin belum selesai bahkan dicuri oleh oportunis yang tidak tau malu; Reformis Gadungan, masih menyisakan kotoran lama; Sisa-Sisa Orde Baru. Kenapa kita belum sanggup menyelesaikan tugas sejarah tersebut ?—Jawabanya kita tidak perlu menyalakan kelompok Mahasiswa yang memecah gerakan pada saat pendudukan DPR/MPR 98 setelah Soeharto jatuh Bahwa Reformasi telah selesai kata mereka,….Memang betul mereka adalah anjing kaki tangan Orde Baru seperti makian kita selama ini. Atau menyalakan kelompok Mahasiswa di bawah bendera BEM,KAMMI saat ini,…..Memang mereka adalah badut…ya..Badut Orde Baru dan Reformis Gadungan. Tapi mari kita pertanyakan sejauh mana kepeloporan kita dalam mendialetiskan kesadaran dan memimimpin massa rakyat dalam perjuangan Revolusi Demokratik. Jadi saat ini yang esesnsi adalah bagaimana mengorganisir kesadaran mayoritas mahasiswa dan rakyat. Jangan-jangan saat ini karena baru aksi sekali saja dengan tuntutan adili Golkar, kita telah onani dengan klaim subyektif sebagai seorang Revolusioner, bukankah ini adalah sikap manja dan kepengecutan Borjuis kecil kita.

Mungkin ketakutan kita akibat sekap ilusi kesadara Orang Tua atau bahkan kesadran kita kita sendiri yang telah tererosi oleh hegemoni negara, harus cepat kuliah untuk jadi sarjana, dan bekerja menjadi sekrup-sekrup memperkuat kapitalisme, sisa feodalisme dan itu berarti kita ikut memperpanjang barisan perbudakan. LMND barangkali menghalangi atau mengganggu ksarjanaan kita. Mungki kita ingat seorang kawan Andi Arif namanya seorang ketua SMID, yang oleh Orde Baru akibat mempertahankan idealismenya harus dipukuli, di culik, diestrum kemeluannya dan nayaris mati, tetapi ia juga bisa Sarjana sekaligus.

Perjuangan massa rakyat yang kita pimpin bukan saja berhadapan dengan rezim penguasa,tapi juga berhadapan dengan kaum opurtunis dan munafik yang selalu menjilat penguasa sambil menginjak- injak hak  massa rakyat. Mereka adalah alat-alat penguasa untuk menakuti-nakuti massa rakyat dengan jampi-jampi setanya. Perjuangan kita juga berhadapan dengan penghianatan dari elemen-elemen penetrator yang berusaha merusak dan menghancurkan gerakan massa rakyat dari dalam, yang tertawa terbahak-bahak melihat terror menimpah kita. Mereka juga bisa berbicara sama tentang pembebasan massa rakyat dan demokrasi, namun tangan mereka belum kering oleh darah massa rakyat yang telah mereka bantai mereka akan tertawa berjingkrak-jingkrak kesenangan melihat kita jirih,dan akan berpesta pora untuk merayakan kemenangan mereka bersama resim sambil menyanjung-nyanjung pimpinan-pimpinan boneka mereka yang akan menjadi penipu – penipu baru buat rakyat ! kelak pada saat rezim tumbang dan rezim boneka baru berkuasa maka massa rakyat akan dua kali lebih menderita, karena kemenangan yang seharusnya di rebut oleh rakyat telah di rampok untuk kemudian di gunakan membantai perjuangan massa rakyat lagi.

Mata hati kita tidak akan di tipu, namun memang sulit dan melelahkan untuk membangun masa depan yang berdaulat bagi massa rakyat !memang, beberapa tokoh democrat yang tadinya yang dekat dengan kita, kini,sekarang ikut-ikutan menginjak kita.mereka ikut ketakutan dan memilih lebih baik jauh dari kita.Watak yang demikian yang dari dulu mengililingi gerakan massa rakyat yang kita bangun selama ini. Dahulu mereka memeras keringat kawan-kawan kita. Menjadikan pekerjaan kita menjadi proyek-proyek dana mereka. Sambil sesekali hadir di tengah perjuangan massa dan menunjukan komitmenya terhadap perjuangan rakyat, mereka racuni beberapa elemen-elemen opurtunis di dalam tubuh gerakam untuk kemudian menjadi kaki tangan mereka yang setia. Dan semuanya telah menjadi darah dan daging merekaadalah keringat kerja keras kita membangun massa rakyat.

Namun kini apa yang mereka lakukan adalah dengan menganggap LMND kita sebagai kurap yang patut di jauhi, Beberapa dari mereka ikut mencaci  dan menista kita,  dibilang liga sepakbolah dan lainnya. Padahal kita hanya meminta sedikit hasil curian mereka dari para kapitalis internasional. Mereka akan tidak perna jujur terhadap keadilan dan menghargai sopan santun berpolitik karena mereka lahir dari rahim yang sama dengan kita, rahim orde baru, Cuma tulang dan darahnya yang saja kotor oleh moderasi uang dan karir, yang menghamburkan uang rakyat di club-club malam bersama sekretaris mudanya,rumah bordil dan diskotik, sepulangnya dari kantor mereka yang ber-AC
Viva kaum pro-demokrasi ! perjuangan dan tingkahmu akan kami kenang, kaum seperti mereka tidak pernah akan habis dan akan selalu mengganggu gerakan massa rakyat kapanpun dan di manapun mereka ! mereka akan selalu mengintip kita setiap kesempatan yang bisa mereka colong,dengan air liur menetes seakan melihat gerakan demokrasi sebagai dewi yang bisa sewaktu-waktu di ajak kencan,digilir atau di paksa di perkosa. Itulah mereka yang kini penuh kebencian menatap kita saat mengetuk pintu rumah mereka. Watak ini wajar tumbuh dan membesar di iklim demokrasi pancasila orde baru ini. Mereka tidak segan-segan berkolaborasi dengan rezim penindas atau dengan pemilik modal atau kekuatan asing imprialisme !

Kita tidak sama dengan mereka, dan kita tidak akan tunduk dengan mainstrem mereka kita tidak akan tunduk atau pada barisan opurtunis itu, penderitaan yang kita sudah telan selama ini mengarjakan kita untuk mandiri dan setia teguh pada perjuangan massa rakyat.Sejengkalpun kita tidak pernah mundur ! kita berjuang bukan karena uang atau karir politik tapi hanya untuk kemenangan massa rakyat dan demokrasi yang sejati.

Akhirnya saya mengutip sepotong kalimat kawan-kawan demonstarn Cina pada peristiwa Tiangnamen.
Prestasi Akademik itu memang penting
Gelar sarjana juga sangat penting
Akan tetapi Tanpa Demokrasi semua itu tidak berharga apa-pa.

Previous
« Prev Post

Related Posts

4:07:00 AM