BAB II PEMBAHASAN
A. Kuda
Kuda
adalah mamalia ungulata (hewan yang berdiri pada kuku) yang berukuran paling
besar di kelasnya. Kuda berdiri pada satu kuku sehingga dimasukan dalam ordo perissodactyl. Dalam hal kekerabatan
kuda memiliki kesatuan nenek moyang dengan tapir dan badak. Kuda merupakan satu
dari hewana modern paling sukses dari genus Equus,
hal tersebut dikarenakan kemampuannya dalam bertahan hidup dari seleksi alam
dan kemampuannya dalam berevolusi yang sangat baik (Anonim, 2011a).
B. Anatomi
Kuda
1.
Sistem Kerangka Kuda
Tulang terdiri atas tulang keras (Os) dan tulag rawan
(Cartilago). Semua tulang dibungkus oleh selaput jaringan ikat yan disebut
periost. Menurut Anonim (2010), berdasarkan bentuknya tulang dibagi menjadi:
1) Tulang pipa (Ossa
longa)
Ciri-cirinya
adalah berbentuk silindris memanjang dan kedua ujung membesar (epifise).
Contohnya: tulang paha (os femus) dan tulang lengan (os humerus)
2) Tulang pipih (Ossa
Plana)
Cirri-cirinya
adalah berbentuk pipih, permukaan datar dan bertugas melindungi bagian tubuh
yang lunak seperti otak dan alat-alat dalam. Contohnya: tulang belikat (os
scapula) dan tulang panggul (os coxae).
3) Tulang pendek (Ossa
Brevis)
Berdasarkan
letak dan fungsinya, tulang dibagi dalam 3 kelompok :
1) Axial Skeleton
(Kerangka Sumbu)
Meliputi;
tulang belakang (columna vertebralis), tulang rusuk (os costae), tulang dada
(os sternum), tulang kepala (ossa cranii).
2) Appendicular skeleton
(Tulang Anggota Gerak)
Appendicular
skeleton dibedakan menjadi extremitas anterior dan extremitas posterior.
3) Viesceral Skeleton
(tulang yang berkembang dalam organ dalam atau organ lunak).
Seperti;
os penis (tulang kelamin jantan pada anjing), os cardis (tulang jantung pada
sapi) .
Menurut
Anonim (2012), pada dasarnya kerangka tubuh hewan dibagi menjadi beberapa
bagian yaitu :
1) Ossa cranii, dibagi
menjadi 2 bagian yaitu :
a) Bagian tengkorak; os
ocipitale (tulang kepala belakang), os sphenoidale (tulang baji), os othmoidale
(tulang rapis), os parietale (tulang ubun-ubun), os frontale (tulang dahi), os
temporale (tulang pelipis).
b) Pars splanehno cranii;
os morale (tulang pipi), os lacrimale (tulang air mata), os nasale (tulang
hidung), os premaxillare (tulang rahang atas muka), os maxillare (tulang rahang
atas), os mandibulare (tulang rahang bawah).
2) Columna vertebralis
(susunan tulang belakang), yang terdiri dari :
a) Vertebrae cervicalis
(ruas tulang leher)
b) Vertebrae thoracales
(ruas tulang punggung)
c) Vertebrae lumbales
(ruas tulang pinggang)
d) Vertebrae sacrales (ruas
tulang kemudi)
e) Vertebrae coccygeales
(ruas tulang ekor)
f) Ossa castae
(tulang-tulang rusuk), turut membentuk dinding sebelah lateral dari ruang dada.
Terdapat berpasangan kiri dan kanan. Jumlahnya sebanyak ruas tulang punggung;
pemamah biak 13 pasang, kuda 18 pasang, babi 14-15
pasang, carnivore 13 pasang.
g) Ossa sternum (tulang
dada), meliputi :
h) Manubrium sterni
i) Processus
xiphoideus
j) Carpus
sterni
k) Crista sterni
3) Ossa ekstremitas,
dibedakan menjadi 2 bagian yaitu :
a) Ossa ekstremitas
thoracalis (tulang kaki muka) diantaranya : os scapula, os humerus, os radius,
os ulna, ossa carpi, ossa metacarpalia, digit (os phalanx).
b) Ossa ekstremitas
pelvinae (tulang kaki belakang), diantaranya : os coxae, os femur, os tibia, os
fibula, ossa tarsi, ossa metatarsalia, digit (os phalanx).
2.
Sistem Perototan Kuda
Jaringan
otot merupakan bagian yang penting yang menyusun beberapa organ pada tubuh
ternak. Secara garis besar ada tiga tipe otot, yaitu: otot polos, otot jantung
dan otot skeletal (Anonim, 2010).
1) Otot Polos
Adalah
otot yang membangun organ yang tidak dapat di kontrol misalnya saluran
pencernaan. Otot polos juga di temukan di dalam pembuluh darah usus, dan organ
lain yang tidak berada di bawah perintah otak.
Otot
polos tampak tersusun dalam dua lapisan, lapisan dalam sel otot polosnya
tersusun melingkar dan lapisan sebelah luar sel otot polosnya tersusun
memanjang dan berinti sel. Ciri-ciri otot polos, Sel-sel berbentuk spidal- Inti
di tengah- Serabut-serabut retikuler transversal menghubungkan sel-sel otot.
2) Otot Jantung
Merupakan
otot yang membangun jantung. Otot jantung juga merupakan otot yang tidak dapat
diperintah, kontraksinya tidak tergantung pada actor luar (ekstrinsik). Otot
jantung terdiri dari tiga bentuk otot, yaitu otot atrial, otot ventricular, dan
serabut otot purkinje.
3) Otot Rangka
Merupakan
otot yang membangun sebagian besar tubuh. Serabut otot pada penampang
memanjangnya tampak sebagai pita-pita panjang yang tersusun sejajar satu sama
lainnya. Intinya berbentuk lonjong, jumlahnya banyak dan terdapat di tepi
serabut tepat di bawah sarkolema. Miofibri serabut otot rangka mengandung
keping-keping gelap dan terang secara berurutan dan pada tiap myofibril
letaknya pada ketinggian yang sama. Diantara serabut-serabut otot terdapat
jaringan ikat kendur yang di sebut endomisium (Anonim, 2012).
3. Sistem
Pencernaan Kuda
Kuda merupakan ternak Non
ruminansia. Hal ini disebabkan oleh sistem pencernaan enzimatik terlebih dahulu
kemudian dilanjutkan dengan pencernaan fermentatif. Kuda memiliki kemampuan
untuk memanfaatkan hijauan dalam jumlah yang cukup dengan proses fermentatif di
bagian caecum. Saluran pencernaan kuda memiliki ciri khusus yaitu ukuran
kapasitas saluran pencernaan bagian belakang lebih besar di bandingkan bagian
belakang. Alat pencernaan adalah organ-organ yang langsung berhubungan dengan
penerimaan, pencernaan bahan pakan dan pengeluaran sisa pencernaan atau
metabolisme.
Berikut penjelasan secara umum
maupun khusus dari alat dan fungsi pencernaan kuda:
1. Rongga
Mulut (mouth)
Mulut merupakan bagian pertama dari sistem penmcernaan yang
mempunyai 3 fungsi yaitu mengambil pakan, pengunyahan secara mekanik dan
pembasahan pakan dengan saliva. Di dalam rongga mulut terdapat organ pelengkap
yaitu lidah, gigi, dan saliva. Lidah merupakan alat pencernaan mekanik. Kuda
dapat menyeleksi pakan yang dimakan dikarenakan adanya bungkul-bungkul pengecap
pada lidah dan terbanyak terdapat di daerah dorsum lidah dibandingkan bagian
lain dengan cara merasakan pakan yang dimakan. Gigi adalah organ pelengkap yang
secara mekanik relative kuat untuk memulai proses pencernaan. Gigi juga
digunakan untuk menentukan umur umur dengan melihat : penyembulan (erupsi),
pergantian sementara, bentuk dan dan derajat keausan gigi. Saliva kuda mengandung
elektrolit utama yaitu Na+, K+, Ca2+, Cl-, HCO2-, HPO4- serta tidak atau
sedikit sekali mengandung amylase. Saliva dihasilkan oleh 3 pasang kelenjar
yaitu kelenjar parotis, kelenjar mandibularis, kelenjar sublingualis. Saliva
berfungsi sebagai pelicin dalam mengunyah dan menelan pakan dengan adanya
mucin, mengatur temperatur rongga mulut, pelindung mukosa mulut dan
detoksikasi.
2. Pharynx
dan Esofagus
Pharynx adalah penyambung rongga mulut dan esophagus.
Esophgagus mempunyai panjang kira-kira 50-60 inchi. Pada pharynx dan esofagus
tidak terjadi pencernaan yang berarti.
3. Lambung
Lambung kuda relatif lebih kecil dibandingkan ternak lain terutama ternak
ternak ruminansia. Kapasitas lambung kuda antara 8-15 liter atau hanya 9% dari
total kapasitas saluran pencernaan. Proses pencernaan yang terjadi di daerah
lambung tidak semurna dikarenakan aktivitas mikroorganisme sangat terbatas
dimana populasi bakteri relati rendah, waktu tinggal pakan di lambung hanya
sebentar sekitar 30menit, dan hasil proses fermentatif adalah asam laaktat
bukan VFA.
4. Pankreas
Kuda memiliki perbedaan yang spesifik dari segi cairan pankreas dengan ternak
lain yaitu konsentrasi enzim dan kadar HCO3 rendah. Bagian pankreas kuda
terdiri dari endokrin dan eksokrin.
5. Usus
Kecil
Usus kecil merupakan tempat utamauntuk mencerna karbohidrat,
protein dan lemak serta tempat absorbsi vitamin dan mineral. Kapasitas usus
kecil adalah 30%.dari seluruh kapasitas saluran pencernaan kuda. Usus kecil
terdiri dari tiga bagian yaitu: duodenum, jejenum, dan ileum. Proses pencernaan
di usus kecil kecil adalah proses pencernaan enzimatik. Beberapa enzitersebut
adalah peptidase, dipeptidase, amylase, dan lipase.
6. Usus
Besar
Usus besar terdiri dari caecum, colon, rektum. Caecum dan
colon memiliki kapasitas 60% dari keseluruhan saluran pencernaan yang mempunyai
fungsi 1) tempat fermentasi dengan hasil berupa VFA, 2) Sintesa Asam Amino, Vit
B & K, 3) Tempat utama mencerna neutral detergen fiber (NDF), 4) asam
laktat dari lambung dengan adanya Veilonella gazagones akan dirubah menjadi
VFA.
Produksi dan proses pencernaan fermentatif di usus besar tidak semuanya dapat
dimanfaatkan karena posisi yang dibelakang setelah usus halus kecil, sehigga
hanya sekitar 25% hasil fermentatif di usus besar yang dapat diserap kembali ke
usus kecil atau dimanfaatkan oleh tubuh. Sedangkan rektum merupakan tempat
utama penyerapan air kembali. Proses pencernaan dari mulut sampai terbuang
sebagai feses dari 95 % pakan yang dikonsumsi membutuhkan waktu 65-75 jam
Berdasarkan macam pakannya maka kuda
termasuk ternak herbivora, dan berdasarkan organ pencernaanya termasuk ternak
non ruminansia. Organ pencernaan bagian depan pada ternak kuda sama dengan
organ pencernaan dari ternak non ruminansia lainnya, sedangkan pada bagian
belakang terdapat perbedaan yakni sekumnya besar yang berfungsi sebagai tempat
terjadinya proses fermentasi oleh mikroorganisme.
MO pada sekum kuda mempunyai
kemampuan yang sama dengan MO yang terdapat dalam rumen yakni mampu memecah
atau mencerna selulosa dan hemiselulosa (serat kasar). Perbedaannya : Proses
fermentasi yakni pada kuda terjadi dibagian akhir (sekum) sedangkan ruminansia
di bagian awal (rumen) dari organ pencernaan.
Sistem pencernaan pada kuda
meliputi pengambilan Makanan (feed consumtion), pengunyahan,
pencernaan, absorpsi dari nutrien dan mengeliminasi bahan yang tidak tercerna
dalam bentuk limbah solid. Proses pencernaan kuda memakan waktu
65-75 jam (mulai dari mulut sampai bahan pakan yang tidak tercerna dibuang
keanus).
4.
Sistem Peredaran Darah Pada Kuda
Sistem
peredaran darah pada kuda pada umumnya menyerupai kelompok mamalia lainnya,
dimana. Jantung terletak di daerah rongga dada bagian kiri tepatnya diantara
kedua paru-paru. Jantung mamalia dibungkus oleh selaput pelindung tipis yaitu
pericardium, berlapis dua yaitu lamina panistalis sebelah luar dan lamina
viceralis yang menempel pada dinding cor (jantung) itu sendiri. Diantara kedua
lembaran itu terbentuk cavum pericardi yang berisi liquor pericardi. Jantung mamalia
terbagi menjadi 4 ruang, yaitu:
a. 2
atrium : 1 atrium dekster (serambi kanan) dan 1 atrium sinister (serambi kiri)
b. 2 ventrikel : 1 ventrikel dekster (bilik kanan)
dan 1 ventrikel sinister (bilik kiri)
Antara
serambi kiri dan bilik kiri dibatasi oleh katub berdaun dua (valvula
bikuspidalis) dan disokong oleh otot korda tendinae, untuk mencegah mengalirnya
darah dari bilik ke serambi. Sedangkan, antara serambi kanan dan bilik kanan
dibatasi oleh katub berdaun tiga (valvula trikuspidalis). Peredaran darah pada
mamalia memiliki sistem peredaran darah ganda yaitu:
1. Pulmoner
a. Ventrikel
kanan memompa darah ke paru-paru melalui arteri pulmoner
b. Ketika
darah mengalir melalui kapiler paru-paru kanan dan kiri, darah mengambil
oksigen (O2) dan melepaskan karbondioksida (CO2)
c. Darah
yang kaya oksigen (O2) akan kembali dari paru-paru melalui vena
pulmoner ke atrium kiri jantung
d. Kemudian
darah tersebut mengalir ke ventrikel kiri ketika ventrikel kiri membuka dan atrium berkontraksi
e. Ventrikel
kiri memompa darah yang kaya oksigen (O2) keluar jaringan tubuh
melalui peredaran darah sistemik
2.
Sistemik
a. Darah
meninggalkan ventrikel kiri melalui aorta yang mengirimkan darah ke arteri
menuju seluruh tubuh
b. Aorta
terus memanjang ke arah posterior menuju kapiler di organ abdomen dan kaki
c. Di
masing-masing organ tersebut arteri akan bercabang menjadi arteriola dan
bercabang lagi menjadi kapiler, dimana darah banyak melepaskan oksigen (O2)
dan mengambil karbondioksida (CO2) hasil respirasi seluler. Kapiler
akan menyatu kembali membentuk venula yang akan mengirimkan darah ke vena.
d. Darah
yang miskin okisgen (O2) dari kepala, leher dan tungkai depan
disalurkan ke dalam vena besar yang disebut vena cava anterior, yang
mengalirkan darah dari bagian utama dan tungkai belakang. Vena besar lainnya
disebut vena cava posterior.
e. Kedua
vena cava itu mengosongkan darahnya ke dalam atrium kanan sebelum kemudian
darah yang miskin oksigen (O2) itu mengalir kedalam ventrikel kanan.
C. Fisiologi Kuda
1. Sistem Reproduksi Kuda
1.
Polyestrus musiman
Disetiap negara memiliki iklim yang berbeda-beda. Pada negara yang beriklim sub-
tropis, selama musim dingin sebagian
besar
kuda berada dalam
keadaan diam
dalam system reproduksi (hibernasi) yang disebut anestrus. Selama waktu ini, kuda
betina
tidak akan menanggapi
kuda
jantan, indung telur kuda betina tidak mengembangkan struktur apa pun dan sekresi hormon ovarium yang minimal.
Situasi berubah secara dramatis selama
musim semi dan musim panas. Saat siang hari, sekresi hormon
ovarium meningkat. Kuda
betina
akan mulai mengalami serangkaian siklus estrus. Siklus-siklus ini
akan berulang
pada interval
21 hingga 23 hari
sampai terjadi
kehamilan atau sampai titik di mana hari-hari lebih pendek dan ia kembali menjadi
anestrus. Siklus estrus hanya selama
bagian
terbatas tahun disebut polyestrus musiman. Salah satu cara
untuk menghindari polyestrus musiman untuk pembiakan
awal adalah melalui paparan cahaya buatan.
2. Perilaku Reproduksi
Dua tahap siklus estrus yang berbeda umumnya dibedakan oleh respons perilaku
kuda terhadap kuda jantan. Estrus berlangsung
rata-rata
5 hingga 7 hari, periode
panas terpanjang dari hewan peliharaan. Estrus ditandai dengan penerimaan terhadap
kuda jantan. Kuda betina yang menunjukkan perilaku estetika
klasik akan mengadopsi cara
buang air kecil - berjongkok
dengan kaki terbuka dan ekor terangkat.
Gambar 2.
Perilaku kuda betina saat estrus
Kuda betina akan sering buang air kecil dalam volume kecil dan mengekspos klitorisnya dengan membuat vulvanya
(mengedipkan mata).
Jika kuda jantan mendekat, dia mungkin bersandar
padanya. Kebanyakan kuda menghentikan perilaku estrus
dalam 24 hingga
48 jam setelah ovulasi. Ini menandai awal dari tahap lain dari
siklus, diestrus, yang berlangsung dari
14 hingga 16 hari. Selama diestrus, kuda menolak kuda jantan dengan perilaku yang biasanya
terlihat dalam bentuk
pengalihan ekor,
memekik, memukul, menggigit
dan / atau menendang. Pembagian
yang didefinisikan secara
perilaku ini dalam siklus estrus kira-kira sejajar
dengan peristiwa yang terjadi
di ovarium, yang ditentukan oleh sistem endokrin
(hormon).
Lutenizing Hormone (LH)
bertanggung jawab untuk merangsang ovulasi
dan mendukung tahap awal pengembangan corpus luteum. Pola sekresi LH pada mare
berbeda dari hewan domestik lainnya. LH disekresi untuk jangka waktu yang lama,
dimulai pada inisiasi estrus perilaku, memuncak pada
dua hari setelah ovulasi dan menurun selama fase luteal awal. Ovulasi umumnya terjadi menjelang akhir estrus. Penting untuk menyadari bahwa estrus adalah peristiwa perilaku sementara ovulasi
adalah peristiwa fisik.
Meskipun estrus dan ovulasi biasanya terjadi bersamaan,
ovulasi tidak tergantung pada estrus,
estrus
juga tidak memastikan ovulasi
Gambar 3.
Siklus
estrus pada kuda betina
3.
Managemen Reproduksi
Efisiensi reproduksi kuda
adalah yang terendah dari semua hewan peliharaan kita. Rata-rata untuk anak kuda hidup dan kuda yang dibiakkan dalam pembiakan kuda
yang dikendalikan manusia sedikit di atas 50 persen. Kuda
betina ini sangat unik
dalam banyak pendekatannya
terhadap reproduksi, baik secara
perilaku maupun fisiologis. Namun, intervensi manusia dalam proses pemuliaan jelas memainkan peran dalam inefisiensi reproduksi. Sangat menarik untuk dicatat bahwa
kuda di populasi kuda liar (liar) sering mencapai
efisiensi 80 persen.
Salah satu alasan kinerja reproduksi yang buruk adalah kenyataan bahwa hanya
sedikit peternak kuda yang memilih pengembangbiakan kuda mereka untuk efisiensi
reproduksi. Kuda jantan dan kuda
betina dipilih
untuk prestasi atletik mereka, untuk silsilah mereka atau
untuk kecantikan mereka. Alasan-alasan ini merupakan nilai
kuda saat ini, tetapi setiap orang harus menyadari masalah
potensial ketika efisiensi reproduksi tidak dipertimbangkan. Kuda betina yang berharga
menurut standar- standar
ini,
tetapi bukan produsen yang efisien,
akan sering disimpan, dimanjakan, dan dibujuk untuk hamil dan bukannya dimusnahkan. Ini seringkali merupakan
proses yang mahal, dan jika
ia harus memiliki keturunan, inefisiensi reproduksinya
dapat
diturunkan ke generasi
mendatang.
Aspek negatif lain dari manajemen manusia adalah bahwa
kita sering berusaha membiakkan kuda betina di luar musim reproduksi alami mereka. Dibiarkan keperangkat mereka sendiri, kuda biasanya kawin selama hari-hari musim semi dan
musim panas yang lebih lama dan lebih hangat. Dikombinasikan dengan
periode kehamilan 11 bulan yang luar biasa
panjangnya, Mother Nature telah memberi mereka kondisi di mana anak
kuda akan lahir ketika peluang mereka untuk bertahan hidup
dimaksimalkan. Sayangnya, banyak pendaftar
breed kuda telah memutuskan
bahwa tanggal lahir universal untuk kuda
adalah 1 Januari
setiap tahun.
Oleh karena itu, untuk
mendapatkan keuntungan
perkembangan untuk kuda mereka dalam kompetisi, banyak peternak mencoba
untuk memiliki kuda betina sedekat mungkin dengan 1 Januari. Hal ini membutuhkan
kuda betina di bulan Februari
ketika
sebagian
besar secara fisiologis
tidak mampu bereproduksi
dalam kondisi alami.
Sebuah fotoperiode buatan dapat digunakan untuk memanipulasi siklus alami kuda
hingga waktu yang normal baginya
untuk berkembang biak. Agar memiliki
kuda betina terbuka secara normal pada bulan
Februari, ia
harus terpapar rejimen siang
hari yang diperpanjang selama sekitar 60 hari sebelum waktu itu. Cara yang paling
umum dilakukan untuk mencapai hal ini adalah dengan mengekspos kuda selama 16 jam
cahaya (alami dan buatan manusia) dan 8 jam kegelapan mulai dari pertengahan hingga akhir November. Ini sesuai dengan hari-hari
panjang Mei hingga Juli, ketika kuda
betina biasanya akan
berputar.
Status gizi kuda telah terbukti memainkan peran penting dalam siklus reproduksi.
Mares hamil lebih cepat dan mempertahankan kehamilan lebih konsisten jika mereka
memasuki musim perkembangbiakan dalam kondisi tubuh tingkat tinggi versus tingkat yang sangat tipis. Kombinasi
siang hari yang diperpanjang
dan kondisi tubuh
sedang hingga berdaging adalah salah satu skema manajemen yang paling praktis dan bermanfaat untuk
meningkatkan efisiensi reproduksi pada kuda betina.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Kuda adalah
mamalia ungulata (hewan yang berdiri pada kuku) yang berukuran paling besar di
kelasnya. Kuda berdiri pada satu kuku sehingga dimasukan dalam ordo perissodactyl.
Pembahasan
Anatomi kuda pada makalah ini meliputi :
1. Sistem
Kerangka
2. Sistem
Perototan Kuda
3. Sistem
Pencernaan
3. Sistem
Peredaran Darah
Sedangkan
pembahasan Fisiologi Kuda Meliputi Sistem Reproduksi yaitu:
1. Polyestrus Musiman
2. Perilaku Reproduksi
3. Managemen Reproduksi
B.
Saran
Dalam
penyusunan dan penulisan makalah ini, kami selaku penulis makalah sangatlah
paham begitu banyak kekurangan dalam pembahasan da nisi makalah ini. Oleh
karenanya kami sangat membutuhkan masukan dan saran yang membenagun demi
penyempurnaan isi makalah ini ke depannya.
DAFTAR PUSTAKA
Anonimus. 1990. Anatomi Hewan.
Laboratorium Anatomi Hewan, Fakultas Biologi : UGM. Yogyakarta.
Anonym.2020. Understanding
Reproductive Physiology
and Anatomy of the Mare.
United States Departement of Agriculture.
Blakely, James and David H. Bade,
1991. Ilmu Peternakan edisi IV. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Busato, Eduarda M.
2017. Reproductive Physiology of the Equine. Reproduction Biotechnology
in Farm Animals,
Federal
University of ParanĂ¡ (UFPR), Curitiba-PR,
Brazil.
Sarwono, B. 1993. Beternak Kambing
Unggul. Penebar Swadaya. Yogyakarta.
Smith, John. B dan Soesanto
Mangkoewidjojo. 1988. Pemeliharaan, Pembiakan dan Penggunaan Hewan
Percobaan di Daerah Tropis. Universitas Indonesia Press. Jakarta.
Steven M. Jones. 2019. Understanding Reproductive Physiology and Anatomy of the Mare. University of Arkansas, United States Department of Agriculture, and County Governments
Cooperating.
Strickland, Charlene. 1996. Anatomy and Physiology of a Mare’s Reproductive System. Diakses di https://thehorse.com/14840/anatomy-and-physiology-of-a-mares-reproductive-system/ pada tanggal 18 Maret 2020.