Faktor-faktor terjadinya kesulitan belajar adalah hal-hal atau keadaan-keadaan yang datang dari dalam maupun luar diri siswa, yang meliputi semua situasi dan kondisi lingkungan sekitar yang tidak mendukung aktivitas belajar siswa.
Menurut Muhibbin Syah faktor eksternal ini dibagi atas 3 macam, yaitu:
Lingkungan keluarga, contohnya: ketidakharmonisan hubungan antara ayah dengan ibu, dan rendahnya kehidupan ekonomi keluarga.
Lingkungan perkampungan atau masyarakat, contohnya: wilayah perkampungan kumuh (slum areal) dan teman sepermainan (peer group) yang nakal.
Lingkungan sekolah, contohnya: kondisi dan letak gedung sekolah yang buruk seperti dekat pasar, kondisi guru serta alat-alat belajar yang berkualitas rendah.
Sejalan dengan pendapat di atas, oleh Ahmadi dan Widodo Supriyono mengemukakan faktor penyebab kesulitan belajar siswa sebagai berikut:
1. Faktor keluarga, yang termasuk faktor ini antara lain adalah
a. Faktor orang tua meliputi: cara mendidik anak, hubungan orang tua dengan anak, dan contoh atau bimbingan dari orang tua.
b. Faktor suasana rumah atau keluarga: suasana yang terlaluatau gaduh, terlalu tegang, banyak cekcok dalam keluarga atau selalu membisu mengakibatkan anak tidak tahan di rumah, akhirnya mengeluyur di luar rumah sehingga tidak mustahil kalau prestasi belajar menurun.
c. Faktor keadaan ekonomi keluarga; ekonomi yang kurang atau miskin akan menimbulkan kurangnya alat-alat belajar, kurangnya biaya yang disediakan oleh orang tua dan tidak mempunyai tempat belajar atau kaya akan menyebabkan anak atau siswa akan menjadi segan belajar karena ia terlalu banyak bersenang-senang.
2. Faktor Sekolah, yang antara lain adalah :
a. Faktor guru meliputi: guru yang kurang kualified, hubungan guru dengan siswa yang kurang baik akibat sifat dan sikap guru yang tidak disenangi oleh siswa-siswanya, guru menuntut standar pelajaran di atas kemampuan siswa, guru tidak memiliki kecakapan dalam usaha diagnosis kesulitan belajar dan metode mengajar guru.
b. Faktor alat pembelajaran; alat pelajaran yang kurang lengkap membuat penyajian pelajaran yang tidak baik, di mana guru cenderung menggunakan metode ceramah yang menimbulkan kepasifan bagi siswa, sehingga tidak mustahil timbul kesulitan belajar karena tidak memenuhi tuntutan dari bermacam-macam tipe siswa, yang mana hal ini mempengaruhi dalamnya ilmu pengetahuan pada pikiran siswa.
c. Faktor kondisi gedung; terutama ditujukan pada ruang kelas tempat belajar anak. Jika gedung dekat keramaian, ruang gelap, lantai basah, ruang sempit, maka situasi belajar akan kurang baik. Anak-anak selalu gaduh, sehingga memungkinkan pelajaran terhambat.
d. Faktor kurikulum yang kurang baik yang akan membawa kesulitan belajar bagi para siswa, misalnya bahan-bahannya terlalu tinggi, pembagian bahan antar kelas tidak seimbang dan adanya pendataan materi.
e. Waktu sekolah dan disiplin kurang; apabila sekolah masuk sore, siang, malam, maka kondisi anak tidak lagi dalam keadaan yang optimal untuk menerima pelajaran. Di samping itu pelaksanaan disiplin yang kurang, misalnya siswa-siswa liar, sering terlambat datang, tugas yang diberikan tidak dilaksanakan, kewajibannya dilalaikan, sekolah berjalan tanpa kendali, lebih-lebih lagi gurunya kurang disiplin akan banyak mengalami hambatan dalam pelajaran.
3. Faktor media dan lingkungan sosial
a. Faktor media meliputi: bioskop, TV, surat kabar, majalah, buku-buku komik yang ada di sekeliling kita. Hal-hal itu akan menghambat belajar apabila anak terlalu banyak waktu yang dipergunakan untuk itu, hingga lupa akan tugasnya belajar.
b. Lingkungan sosial yaitu teman bergaul, lingkungan tetangga dan aktivitas dalam masyarakat.
Sementara itu menurut Mulyono Abdurrahman faktor eksternal penyebab kesulitan belajar antara lain berupa strategi pembelajaran yang keliru, pengelolaan kegiatan belajar yang tidak membangkitkan motivasi belajar siswa, dan pemberian penguatan ( reinforcement ) yang tidak tepat.
Sehubungan dengan kesulitan belajar, khususnya pada mata pelajaran pendidikan agama Islam, maka faktor eksternal penyebab kesulitan belajarnya pada tiap-tiap siswa akan bermacam-macam dan kompleks sesuai dengan keadaan siswa-siswa itu sendiri
1. Faktor guru meliputi: guru yang kurang kualified, hubungan guru dengan siswa yang kurang baik akibat sifat dan sikap guru yang tidak disenangi oleh siswa-siswanya, guru menuntut standar pelajaran di atas kemampuan siswa, guru tidak memiliki kecakapan dalam usaha diagnosis kesulitan belajar dan metode mengajar guru.
2. Faktor alat pembelajaran; alat pelajaran yang kurang lengkap membuat penyajian pelajaran yang tidak baik, di mana guru cenderung menggunakan metode ceramah yang menimbulkan kepasifan bagi siswa, sehingga tidak mustahil timbul kesulitan belajar karena tidak memenuhi tuntutan dari bermacam-macam tipe siswa, yang mana hal ini mempengaruhi dalamnya ilmu pengetahuan pada pikiran siswa.
3. Faktor kondisi gedung; terutama ditujukan pada ruang kelas tempat belajar anak. Jika gedung dekat keramaian, ruang gelap, lantai basah, ruang sempit, maka situasi belajar akan kurang baik. Anak-anak selalu gaduh, sehingga memungkinkan pelajaran terhambat.
4. Faktor kurikulum yang kurang baik yang akan membawa kesulitan belajar bagi para siswa, misalnya bahan-bahannya terlalu tinggi, pembagian bahan antar kelas tidak seimbang dan adanya pendataan materi. Waktu sekolah dan disiplin kurang; apabila sekolah masuk sore, siang, malam, maka kondisi anak tidak lagi dalam keadaan yang optimal untuk menerima pelajaran. Di samping itu pelaksanaan disiplin yang kurang, misalnya siswa-siswa liar, sering terlambat datang, tugas yang diberikan tidak dilaksanakan, kewajibannya dilalaikan, sekolah berjalan tanpa kendali, lebih-lebih lagi gurunya kurang disiplin akan banyak mengalami hambatan dalam pelajaran.
Menurut Muhibbin Syah faktor eksternal ini dibagi atas 3 macam, yaitu:
Lingkungan keluarga, contohnya: ketidakharmonisan hubungan antara ayah dengan ibu, dan rendahnya kehidupan ekonomi keluarga.
Lingkungan perkampungan atau masyarakat, contohnya: wilayah perkampungan kumuh (slum areal) dan teman sepermainan (peer group) yang nakal.
Lingkungan sekolah, contohnya: kondisi dan letak gedung sekolah yang buruk seperti dekat pasar, kondisi guru serta alat-alat belajar yang berkualitas rendah.
Sejalan dengan pendapat di atas, oleh Ahmadi dan Widodo Supriyono mengemukakan faktor penyebab kesulitan belajar siswa sebagai berikut:
1. Faktor keluarga, yang termasuk faktor ini antara lain adalah
a. Faktor orang tua meliputi: cara mendidik anak, hubungan orang tua dengan anak, dan contoh atau bimbingan dari orang tua.
b. Faktor suasana rumah atau keluarga: suasana yang terlaluatau gaduh, terlalu tegang, banyak cekcok dalam keluarga atau selalu membisu mengakibatkan anak tidak tahan di rumah, akhirnya mengeluyur di luar rumah sehingga tidak mustahil kalau prestasi belajar menurun.
c. Faktor keadaan ekonomi keluarga; ekonomi yang kurang atau miskin akan menimbulkan kurangnya alat-alat belajar, kurangnya biaya yang disediakan oleh orang tua dan tidak mempunyai tempat belajar atau kaya akan menyebabkan anak atau siswa akan menjadi segan belajar karena ia terlalu banyak bersenang-senang.
2. Faktor Sekolah, yang antara lain adalah :
a. Faktor guru meliputi: guru yang kurang kualified, hubungan guru dengan siswa yang kurang baik akibat sifat dan sikap guru yang tidak disenangi oleh siswa-siswanya, guru menuntut standar pelajaran di atas kemampuan siswa, guru tidak memiliki kecakapan dalam usaha diagnosis kesulitan belajar dan metode mengajar guru.
b. Faktor alat pembelajaran; alat pelajaran yang kurang lengkap membuat penyajian pelajaran yang tidak baik, di mana guru cenderung menggunakan metode ceramah yang menimbulkan kepasifan bagi siswa, sehingga tidak mustahil timbul kesulitan belajar karena tidak memenuhi tuntutan dari bermacam-macam tipe siswa, yang mana hal ini mempengaruhi dalamnya ilmu pengetahuan pada pikiran siswa.
c. Faktor kondisi gedung; terutama ditujukan pada ruang kelas tempat belajar anak. Jika gedung dekat keramaian, ruang gelap, lantai basah, ruang sempit, maka situasi belajar akan kurang baik. Anak-anak selalu gaduh, sehingga memungkinkan pelajaran terhambat.
d. Faktor kurikulum yang kurang baik yang akan membawa kesulitan belajar bagi para siswa, misalnya bahan-bahannya terlalu tinggi, pembagian bahan antar kelas tidak seimbang dan adanya pendataan materi.
e. Waktu sekolah dan disiplin kurang; apabila sekolah masuk sore, siang, malam, maka kondisi anak tidak lagi dalam keadaan yang optimal untuk menerima pelajaran. Di samping itu pelaksanaan disiplin yang kurang, misalnya siswa-siswa liar, sering terlambat datang, tugas yang diberikan tidak dilaksanakan, kewajibannya dilalaikan, sekolah berjalan tanpa kendali, lebih-lebih lagi gurunya kurang disiplin akan banyak mengalami hambatan dalam pelajaran.
3. Faktor media dan lingkungan sosial
a. Faktor media meliputi: bioskop, TV, surat kabar, majalah, buku-buku komik yang ada di sekeliling kita. Hal-hal itu akan menghambat belajar apabila anak terlalu banyak waktu yang dipergunakan untuk itu, hingga lupa akan tugasnya belajar.
b. Lingkungan sosial yaitu teman bergaul, lingkungan tetangga dan aktivitas dalam masyarakat.
Sementara itu menurut Mulyono Abdurrahman faktor eksternal penyebab kesulitan belajar antara lain berupa strategi pembelajaran yang keliru, pengelolaan kegiatan belajar yang tidak membangkitkan motivasi belajar siswa, dan pemberian penguatan ( reinforcement ) yang tidak tepat.
Sehubungan dengan kesulitan belajar, khususnya pada mata pelajaran pendidikan agama Islam, maka faktor eksternal penyebab kesulitan belajarnya pada tiap-tiap siswa akan bermacam-macam dan kompleks sesuai dengan keadaan siswa-siswa itu sendiri
1. Faktor guru meliputi: guru yang kurang kualified, hubungan guru dengan siswa yang kurang baik akibat sifat dan sikap guru yang tidak disenangi oleh siswa-siswanya, guru menuntut standar pelajaran di atas kemampuan siswa, guru tidak memiliki kecakapan dalam usaha diagnosis kesulitan belajar dan metode mengajar guru.
2. Faktor alat pembelajaran; alat pelajaran yang kurang lengkap membuat penyajian pelajaran yang tidak baik, di mana guru cenderung menggunakan metode ceramah yang menimbulkan kepasifan bagi siswa, sehingga tidak mustahil timbul kesulitan belajar karena tidak memenuhi tuntutan dari bermacam-macam tipe siswa, yang mana hal ini mempengaruhi dalamnya ilmu pengetahuan pada pikiran siswa.
3. Faktor kondisi gedung; terutama ditujukan pada ruang kelas tempat belajar anak. Jika gedung dekat keramaian, ruang gelap, lantai basah, ruang sempit, maka situasi belajar akan kurang baik. Anak-anak selalu gaduh, sehingga memungkinkan pelajaran terhambat.
4. Faktor kurikulum yang kurang baik yang akan membawa kesulitan belajar bagi para siswa, misalnya bahan-bahannya terlalu tinggi, pembagian bahan antar kelas tidak seimbang dan adanya pendataan materi. Waktu sekolah dan disiplin kurang; apabila sekolah masuk sore, siang, malam, maka kondisi anak tidak lagi dalam keadaan yang optimal untuk menerima pelajaran. Di samping itu pelaksanaan disiplin yang kurang, misalnya siswa-siswa liar, sering terlambat datang, tugas yang diberikan tidak dilaksanakan, kewajibannya dilalaikan, sekolah berjalan tanpa kendali, lebih-lebih lagi gurunya kurang disiplin akan banyak mengalami hambatan dalam pelajaran.