-->

SEJARAH KRISTENISASI DI INDONESIA

Posted by Yushan on Monday, March 7, 2016

PAULUS     Arti Kristenisasi
     1. Yang dinamakan kristenisasi ialah mengkristenkan orang
     atau membuat seseorang memeluk agama Kristen. Arti kata-kata
     itu menurut istilah ialah: mengkristenkan orang secara
     besar-besaran dengan segala daya upaya yang mungkin agar
     supaya adat dan pergaulan dalam masyarakat mencerminkan
     ajaran agama Kristen. Masyarakat yang demikian akan lebih
     melancarkan tersiar luasnya agama Kristen. Akhirnya
     kehidupan rohani dan sosial penduduk diatur dan berpusat ke
     gereja.
     2. Kristenisasi tidak hanya dilancarkan terhadap orang-orang
     yang belum memeluk agama atau mereka yang memeluk agama
     animisme saja, tetapi juga ditujukan terhadap orang yang
     telah memeluk agama Islam. Pengkristenan dipercayai sebagai
     satu tugas suci yang dalam keadaan bagaimanapun tidak boleh
     ditinggalkan. Mengkristenkan orang dianggap sebagai membawa
     kembali anak-anak domba yang tersesat, dibawa kembali kepada
     induknya. Manusia-manusia sebagai anak domba akan dibawa
     kepada kerajaan Allah.
     3. Kristenisasi adalah usaha internasional, artinya mereka
     bermaksud menyebarkan agama Kristen ke seluruh dunia. Dapat
     diakui bahwa ini adalah mutlak hak asasi mereka, sebagaimana
     orang Muslimin-pun mempunyai tugas menyiarkan Islam ke
     seluruh dunia. Namun demikian memang perlu sama-sama
     disadari perlunya suatu garis pengamanan yang dapat
     menghindarkan terjadinya pergesekan dan perselisihan,
     sehingga masing-masing pemeluk agama tertentu tidak merasa
     cemas untuk dipaksa atau dibujuk atau diusahakan pindahnya
     kepada agama lain. Garis ini harus jelas dan ditaati
     terutama oleh para pemeluk agama yang telah disahkan oleh
     Negara Republik Indonesia seperti misalnya agama Islam dan
     Kristen (Masehi).
     4. Pada tanggal 30 Nopember 1967 Pemerintah mengadakan
     Musyawarah Antar Agama bertempat di gedung Dewan
     Pertimbangan Agung Jakarta, dengan maksud antara lain untuk
     membina saling pengertian dan saling toleransi antara
     pemeluk-pemeluk agama terutama Islam dan Masehi. Dalam
     sambutan tertulis Jenderal Suharto pada waktu itu, Pejabat
     Presiden Republik Indonesia, menyatakan keprihatinannya atas
     kenyataan bahwa penyiaran agama masih dilakukan orang
     terhadap mereka yang telah memeluk agama tertentu. Dijiwai
     oleh sambutan Pejabat Presiden itu maka pihak umat Islam
     mengusulkan rumusan persetujuan, yaitu: rakyat yang telah
     beragama jangan dijadikan sasaran penyebaran agama lain.
     Pihak Masehi menolak keras usul itu. Maka dicoba untuk
     mengadakan pertukaran pikiran dan pendekatan-pendekatan
     namun sia-sia, yang mengakibatkan musyawarah yang
     berlangsung hampir 24 jam itu tidak menghasilkan sesuatu
     yang kongkrit.
     5. Kristenisasi dalam pengertian politik ialah: berusaha
     untuk lahirnya undang-undang ataupun peraturan atau tindakan
     dan sikap penguasa, yang memberi kesempatan lebih banyak
     lagi bagi tersiarnya agama itu atau menguntungkan bagi agama
     itu. Apabila penyebaran dalam masyarakat telah berhasil dan
     dalam bidang politik berhasil pula, maka terbukalah jalan
     yang selebar-lebarnya untuk menjadikan keseluruhan
     masyarakat bernapaskan Kristen, sehingga diharapkan dengan
     cepat umat Kristen akan menjadi mayoritas, seperti umpamanya
     kejadian di Pilipina, yang sekarang ini ternyata menjadi
     basis perluasan ke seluruh Asia Tenggara.
     6. Usaha Kristenisasi itu dilakukan dengan segala daya,
     beaya peralatan yang lengkap, rencana yang masak, tehnik
     yang tinggi, kemauan dan kesungguhan yang mantap dan kuat,
     keyakinan yang mendalam serta melalui segala jalan dan
     saluran yang meresap dalam hampir semua aspek kehidupan
     manusia: sosial, budaya, ekonomi, pendidikan, politik dan
     segala macam hiburan.
 
     Sejarah Kristenisasi oleh Agama Protestan
     1. Zending Protestan pertama kali datang ke Indonesia pada
     tahun 1831 dengan dua orang pendeta bernama Riedel dan
     Schwarz ke Minahasa. Pada tahun 1850 mereka membuka sebuah
     Kweekschool (sekolah pendidikan guru) di Tomohon dan pada
     tahun 1868 dibuka pula Sekolah Guru Injil (Hulpzendelingen).
     Kristenisasi di Minahasa itu ditangani dan dibeayai oleh
     Nederlandse Zendelinggenootschap yang didirikan di Rotterdam
     tahun 1787. Pada tahun 1882 di Minahasa juga didirikan
     asrama dan sekolah khusus bagi anak-anak pegawai negeri
     serta orang-orang terkemuka. Semua sekolah tersebut mendapat
     subsidi dari Pemerintah Hindia Belanda. Tahun 1888 mereka
     mendirikan percetakan untuk mencetak buku-buku, selebaran
     dan sebuah surat kabar yang bernama, "Cahaya Siang."
     2. Di kepulauan Sangihe dan Talaud bangsa Portugis telah
     lebih dahulu menyiarkan agama Kristen. Pekerjaan ini
     kemudian diambil alih dan diteruskan oleh bangsa Belanda di
     Ambon dan Maluku dipelopori antara lain oleh: J. Kam pada
     pertengahan abad ke 19 juga. Dia adalah utusan dari
     Nederlandse Zendinggenootschap tersebut. Kemudian mereka
     luaskan sampai ke pulau Buru. Adapun daerah Sulawesi Tengah
     dan Tenggara kristenisasi dilakukan oleh Bala Keselamatan
     atau Leger des Heils, sedang Gereformeerde Zendingbond
     mengirimkan pendeta Van Den Loodrecht ke Luwuk pada tahun
     1913. Di Bolaang Mongondow pengkristenan dilakukan oleh
     Nederlandse Zendinggenootsehap. Pada tahun 1904 seorang raja
     meminta kepada Zending itu untuk mendirikan sebuah H.l.S.
     disana. Sekolah ini terlaksana pada tahun 1913. Perkumpulan
     De Nederlandse Zendingvereniging yang semula diberikan tugas
     mengkristenkan Jawa Barat, pada tahun 1915 juga beroperasi
     di Sulawesi Tenggara.
     3. Kristenisasi di Jawa Timur dipelopori oleh seorang tukang
     jam bangsa Belanda di Surabaya yang bernama Emde dan seorang
     tuan tanah bernama C. Coolen kira-kira pada tahun 1840.
     Empat tahun kemudian pengikut mereka berhasil membentuk
     sebuah desa Keristen di Mojowarno di mana dewasa ini berdiri
     sebuah rumah sakit Kristen yang amat besar dan modern. Pada
     tahun 1848 seorang zendeling lagi yaitu E.J. Jellesma datang
     ke Surabaya lalu ke Mojowarno. Dengan dibantu oleh seorang
     guru Injil Paulus Tosari didirikannya sebuah Kweekschool
     yang kemudian terpaksa ditutup pada tahun 1858. Tetapi pada
     tahun 1500 dapat dibuka kembali. Murid-murid dari pengikut
     C. Coolen menyebarluaskan agama Kristen ini sampai ke
     Pasuruan dan Kediri. Kemudian berdatangan para zendeling
     dari negeri Belanda untuk menyebarkan agamanya di
     tengah-tengah umat Islam. Mereka mendirikan rumah sakit
     rumah sakit di banyak tempat di samping rumah sakit besar
     Mojowarno.
     4. Di Jepara tinggal seorang bernama Tunggul Wulung yang
     terkenal dengan julukan Kiyahi Berahim. Dia adalah seorang
     petapa yang mengaku telah mendapat wahyu dari Allah lalu
     masuk Kristen. Tetapi kemudian dia campur-adukkan
     kepercayaan Kristen dengan Islam dan animisme, akhirnya dia
     tidak diakui lagi oleh gereja. Ada pula seorang santri
     bernama Sadrah, yang berhasil ditarik memeluk agama Kristen
     oleh seorang zendeling yang bernama Hoezoo. Sadrah kemudian
     mengembara hampir ke seluruh tanah Jawa dan banyak bertemu
     serta berwawancara dengan penyebar agama Kristen lainnya. Di
     Jakarta, dahulu Batavia, dia bertemu dengan MR. F.L.
     Anthing, bekas pejabat tinggi kehakiman di Semarang yang
     telah pindah ke Jakarta, Dia ini sangat besar jasanya dalam
     pernyebaran Kristen. Tahun 1867 Sadrah dibaptiskan dan dua
     tahun kemudian dia dipindahkan ke Purworejo untuk menyiarkan
     Kristen bekerja sama dengan nyonya Philips. Tahun 1870
     pindah ke desa Karangjasa dekat Bagelen dan terus giat
     menyebarkan agamanya dan memimpin kaum Kristen Jawa. Dari
     sana Kristenisasi diperluas oleh Dewan Gereja (Gereformeerde
     Kerken) ke Banyumas dan Kedu lalu meluas ke Yogyakarta dan
     Surakarta.
     5. Adapun di Sumatera pekerjaan zending dapat dikatakan
     dimulai pada tahun 1890 di dacrah Sumatera Pasisir Timur.
     Pada tahun 1894 mereka sampai ke utara Danau Toba daerah
     Batak Karo. Pada tahun 1915 mereka dirikan rumahsakit di
     bawah pimpinan seorang Zuster bangsa Belanda. Pulau Nias
     dimasuki pada tahun 1866 oleh para zendeling dari
     perkumpulan Rheinische Missionsgeselschaft, yaitu gabungan
     zending yang berdiri pada tahun 1823 dan berpusat di Barmen
     wilayah Dusseldorf, Jerman. Mereka juga melebarkan sayap ke
     Pulau Mentawai dan Enggano. Rheinische Missionsgeselschafe
     ini juga beroperasi di pulau Kalimantan sebelah Selatan dan
     Timur untuk mengkristenkan suku Dayak. Pada tahun l904
     kelihatan kemajuannya di Kuala Kurom dan Kahayan Hulu, lalu
     meluas dengan pesat.
     Demikianlah ringkasan sejarah kristenisasi yang dilakukan
     oleh agama Protestan di tanah air kita.
 
     Sejarah kristenisasi oleh agama Katolik
     1. Pada tahun 1902 di Batavia (Jakarta) mulai didirikan
     Apostolisch Vicariaan Van Batavia. Tetapi agama Katolik
     telah masuk ke Indonesia jauh sebelum itu. Pada abad ke 16
     agama ini telah memasuki kepulauan Maluku, Ambon, Ternate,
     Solor dan Nusa Tenggara. Penyebarannya mula-mula dilakukan
     oleh bangsa Portugis yang menguasai kepulauan itu. Pada
     tahun 1546 seorang Apostel (muballigh) dari India juga
     datang ke sana, bernama Fransiscus Xaverius. Dia berhasil
     menarik simpati pemerintah Portugis dan penduduk asli. Tahun
     1605 pulau Ambon dapat ditaklukkan. Pada waktu itu di Ambon
     telah ada 4 buah gereja dan sekitar 16.000 orang beragama
     Katolik.
     2. Agama Katolik memasuki Sulawesi dari Makasar, dan itu
     semua dilakukan oleh pengikut madzhab Dominicus Orde (H.
     Dominicus hidup tahun 1170 - 1221) dan pengikut madzhab
     Yesuiten Orde. Madzhab Yesuit ini pada mulanya didirikan
     oleh seorang bangsawan Spanyol bernama Ignatius Loyola yang
     lahir tahun 1491.
     Dia adalah penganut aliran mistik dalam agama Katolik. Dalam
     peperangan melawan Perancis mendapat cedera yang
     mengakibatkan kelumpuhan seumur hidup. Mistiknya bertambah
     menebal dan mendapat banyak pengikut. Pada tahun 1529
     dibentuknya di Paris suatu jama'ah yang dibai'at untuk
     mengabdi kepada Paus dan menyebarluaskan agama Katolik,
     Tahun 1539 semua anggota jama'ah dilantik menjadi pastor dan
     tahun 1560 Paus Paulus III meresmikan jama'ah ini sebagai
     Jamaah Yesus atau the Society of Yesus. Jamaah terus
     berkembang maju dan bersama Orde Yesuit.
     3. Gerakan agama Protestan yang sangat memusuhi Gereja
     Katolik berhasil menghancurkan kedudukan Missie Katolik di
     India sejak abad ke 17. Tetapi revolusi Perancis telah
     menyebabkan terjadinya pergolakan politik di negeri Belanda
     yang mengakibatkan hancurnya pusat Zending Protestan dan
     bangkitnya kembali Missie Katolik, serta menjadi sangat
     kuat. Setelah jazirah Malaka dikuasai oleh bangsa Belanda
     dan kekuasaan mereka di Indonesia bertambah mantap, maka
     secara bertahap penyebaran agama Katolik di Sulawesi
     diambil-alih oleh bangsa Belanda, yaitu pada tahun 1807.
     Tujuh tahun kemudian yaitu tahun 1904 Pusat Missie Katolik
     di negeri Belanda mengirimkan 2 orang utusannya ke Jakarta
     yaitu Jacob Nellisen dan Lambert Prinsen. Kedudukan Missie
     dipusatkan di Jakarta, Semarang dan Surabaya. Pada tahun
     1834 di Padang ditempatkan seorang pastor. Sejak tahun 1808
     hingga 1845 mereka hanya mampu menempatkan 16 orang pastor
     itupun akhirnya hanya tinggal 4 orang.
     4. Dalam Perang Diponegoro (1825-1830) ditengah-tengah
     tentara Belanda ditempatkan seorang Pastor bernama Scholtes.
     Dia mengadakan perjalanan inspeksi sampai ke Sulawesi dan
     Maluku kemudian melaporkan hasil penyelidikannya kepada
     Paus. Berdasarkan laporan itu Paus menganggap sudah tiba
     waktunya untuk membantu dan meningkatkan Missie Katolik di
     Indonesia menjadi Vicariat (perwakilan), lalu mengirimkan
     Mgr. Jacob Croaff selaku pemimpinnya. Pada tahun 1848 dia
     digantikan oleh Mgr. Peterus Maria Francken dengan dibantu
     oleh 5 orang pastor. Di bawah pimpinannya, missie ini
     mendapat kemajuan. Dari pulau pulau yang jauh letaknya
     berdatangan permintaan dari umat Katolik yang hidupnya
     terpencil. Akhirnya pada tahun 1859 kaum Yesuiten membantu
     dengan mengirimkan missionaris ke pulau Jawa lalu
     menempatkan mereka di Flores dan kepulauan lainnya.
     5. Kemajuan Missie Katolik bertambah pesat setelah pada
     tahun 1874 Mgr. Francken digantikan oleh Mgr. Claessen yang
     sejak tahun 1848 bertugas di India. Didirikannya pos-pos di
     Cirebon, Magelang, Bogor, Malang dan Madiun. Untuk Sumatra
     di Medan dan Tanjung Sakti. Di Kalimantan dibangunnya
     pangkalan untuk kristenisasi suku Dayak. Demikian juga
     Makassar, Menado, Tomohon, Seram, Flores, Irian, Kendari,
     Sumbawa dan Timor. Claessen digantikan oleh Vicarius
     Apostoles M.J. Staal, kemudian pada tahun 1898 oleh Mgr.
     E.S. Luypen S.J. Sejak masa itulah agama Katolik mulai
     berkembang di pulau Jawa orang Jawa sukar untuk dirubah
     agamanya. Mereka beragama Islam dan tidak mau dikatakan
     tidak Islam, walaupun mereka tidak atau kurang menjalankan
     syari'ahnya. Missie mengambil jalan lain yaitu dengan
     mendekati anak-anak mereka yang pada umumnya hidup
     kekurangan. Untuk mereka didirikan sekolah-sekolah dasar
     dengan percuma, bahkan dengan diberinya alat-alat serta
     pakaian yang diperlukan. Kanak-kanak itulah yang berangsur
     di-Katolik-kan, dan itu terjadi sejak akhir abad ke 19. Maka
     dapatlah dikirakan bahwa banyaknya jumlah orang Jawa yang
     beragama Katolik adalah akibat karena mereka dahulu
     bersekolah di sekolah-sekolah Katolik.
     6. Pangkalan Missie untuk Jawa Tengah yang pertama ialah
     Muntilan dan Mendut di mana sejak dahulu telah berdiri
     sekolah Katolik. Sekarang Mundlan menjadi pusatnya agama
     Katolik, kemudian Yogyakarta pun dipenuhi oleh sekolah
     mereka. Guru-guru tamatan Muntilan dikirim ke luar daerah
     dan banyak pula yang berdinas di sekolah Pemerintah
     (Gubernemen). Dari tahun ke tahun mereka terus mendapat
     kemajuan. Sekolah bertambah banyak terutama sekolah
     Pendidikan Guru. Rumah Sakit dan Rumah Yatim juga dibangun,
     sehingga kelihatannya memang benar-benar menguasai lapangan
     sosial dan pendidikan. Pada akhir tahun 1923 sekolah mereka
     berjumlah 52 buah dengan 5.840 orang murid. Mereka memiliki
     surat kabar seperti Mingguan Java Post, Sociaal Leven En
     Streven, Katholik Schoolblad Van Nederlands Indie dan De
     Indische Voorhoede. Dalam bahasa Indonesia yakni Gereja
     Katholik serta dalam bahasa Jawa Swara Tama. Di samping itu
     mereka dirikan sebuah percetakan di Yogyakarta pada tahun
     1922.
     Untuk keperluan jalannya Missie Katolik beserta segala
     usahanya, mereka menerima bantuan keuangan dari negeri
     Belanda, yang diberikan oleh Dana St. Claverbond yang
     berdiri tahun 1889 dan oleh berbagai perkumpulan missie
     antara lain De Indische Missie Vereniging. Rupanya kaum
     Katolik tidak hanya berjuang dalam penyiaran agama,
     pendidikan, pengajaran, sosial serta pendirian
     gereja-gereja, tetapi juga berjuang dalam bidang politik.
     Pada tahun 1918 mereka telah mendirikan sebuah partai
     politik dengan nama De Indische Katholieke Partij.
     Sekianlah dengan sangat ringkas diuraikan sejarah masuknya
     Missie Katolik dan pekerjaannya di tanah air kita.
 
     Kristenisasi dan Politik
     Sebagaimana yang telah diterangkan di atas, adalah
     Kristenisasi mempunyai segi-segi politis. Demikian pula
     dalam sejarah perkembangannya selalu dipengaruhi oleh
     perubahan situasi politik, terutama di Eropa, di mana
     partai-partai mereka selalu aktif dalam sidang polltik. Di
     negeri kitapun mereka demikian juga halnya seperti ternyata
     dalam berdirinya De Indische Katolieke Partij.
     Pada zaman kemerdekaan dengan terbukanya kehidupan politik
     di negeri kita mereka tidak ketinggalan membentuk partai
     politik, di samping partai lain-lainnya.
     1. Partai Kristen Indonesia atau Parkindo didirikan di
     Jakarta pada tanggal 18 Nopember 1945 sebagai penjelmaan
     dari Partai Kristen Nasional (PKN) vang dipimpin oleh Dr.
     W.I. Yohannes. Di Sumatera didirikan orang Partai Kristen
     Indonesia yang disingkat PARKI. Pada bulan Maret 1947
     pimpinan dari kedua partai itu bertemu di Malang dalam
     kesempatan sidang Komite Nasional Pusat mereka setuju untuk
     bergabung. Maka tanggal 19 April 1947 Parki mengadakan
     Kongres di Prapat dan memutuskan melebur diri serta
     bergabung pada Parkindo.
     Dalam Anggaran Dasarnya keputusan Konggres di Sala pada
     tanggal 7-9 April 1950 dicantumkan antara lain:
     a. Partai Kristen lndonesia (Parkindo) berasaskan paham
     Kekristenan.
     b. Anggota Partai ialah warga negara Indonesia yang beragama
     Kristen serta berusia sekurang-kurangnya 18 tahun.
     Dalam deklarasi atau Pernyataan Dasar Pendirian Parkindo
     terdapat uraian sebagai berikut:
     Pasal 1
     Partai Kristen Indonesia (Parkindo) berdasar atas
     kepercayaan bahwa:
     a. Segala sesuatu adalah berasal dari Tuhan, oleh Tuhan dan
     untuk Tuhan.
     b. Bagi tiap-tiap Makhluk dan tiap-tiap lingkungan hidup
     demikian pula bagi negara dan pemerntahan panggilan dan
     hukum-hukum Tuhan sebagai ternyata dalam firman-Nya.
     Pasal 2
     Partai berpendirian bahwa negara berwujud karena Kehendak
     Tuhan dengan tujuan mengatur hidup manusia di dunia, agar
     dengan demikian warga negara dapat mempersiapkan diri untuk
     hidup yang kekal.
     Pasal 3
     Parkindo adalah Partai Politik warganegara Indonesia yang
     berhasrat memenuhi panggilan dan kewajibannya terhadah nusa
     dan bangsa dan bangsa-bangsa lainnya dengan jalan berusaha
     di lapangan politik, ekonomi, sosial dan kebudayaan atas
     dasar paham Kristen.
 
     2. Partai Katolik didirikan di Yogyakarta oleh Kongres Umat
     Katolik seluruh Indonesia pada tanggal 12 Desember 1949,
     sebagai penjelmaan fusi daripada 17 partai Katolik yang
     telah ada sebelum itu yakni:
     1. Partai Katolik Republik Indonesia (P.K.R.I.) yang
     didirikan di Surakarta.
     2. Partai Katolik Rakyat Indonesia (P.K.R.I.) yang didirikan
     di Makassar.
     3. Partai Katolik Rakyat Indonesia (P.K.R.I.) yang didirikan
     di Flores.
     4. Partai Katolik Indonesia Timus (Parkit) yang didirikan di
     Timor.
     5. Persatuan Politik Katolik Flores (Perkokaf) didirikan di
     Flores.
     6. Permusyawaratan Majlis Katolik (Permakat) didirikan di
     Menado.
     7. Partai Katolik Indonesia Kalimantan (Parkika) yang
     didirikan di Kalimantan.
     Melihat banyaknya partai-partai itu tahulah kita betapa
     besar hasrat mereka untuk berpolitik setelah negara kita
     merdeka. Anggaran Dasar Partai Katolik sebagai gabungan
     partai-partai tersebut di atas, telah disahkan dalam
     Kongresnya yang pertama di Semarang tanggal 12 Desember
     l949, di mana asas dan tujuan berbunyi sebagai berikut:
     1. Partai Katolik berdasarkan ke-Tuhanan Yang Maha Esa pada
     umumnya serta Pancasila pada khususnya dan bertindak menurut
     asas-asas Katholik,
     2. Tujuan Partai Katolik ialah bekeria sekuat-kuatnya untuk
     kemajuan Republik Indonesia dan kesejahteraan rakyatnya.
 
     Kekuatan dan Kelemahan
     1. Apa yang telah diuraikan di atas memberikan gambaran
     kepada kita bagaimana ketekunan dan keuletan mereka dalam
     menyebarkan agama Kristen. Bagaimana kerapian organisasi
     mereka serta lengkapaya rencana yang mereka buat; dan
     bagaimana besarnya pembeayan yang sengaja disediakan. Apa
     yang kita lihat dewasa ini adalah kemajuan kristenisasi yang
     semakin meningkat. Berpuluh-puluh rumah sakit yang mereka
     dirikan, semuanya besar dan lengkap dengan peralatan yang
     modern. Beratus-ratus sekolah dengan gedungnya yang indah
     dan megah, dari Taman Kanak-kanak hingga Universitas dan
     Perguruan Tinggi, yang sebagian besar siswa dan mahasiswa
     terdiri dari kalangan orang Islam. Kantor dan gereja-gereja
     merupakan gedung-gedung indah menghiasi kota, terutama
     Jakarta, dan kota-kota besar lainnya. Belum lagi disebutkan
     proyek-proyek dalam bermacam-macam bidang tersiar di seluruh
     tanah air. Dalam dunia persuratkabaran dan penerbitan
     buku-buku serta pendirian percetakan-percetakan modern,
     mereka memegang peranan yang amat menentukan.
     2. Namun segala kebesaran yang mengagumkan sebagai yang
     tersebut di atas itu tidak berarti bahwa mereka tidak
     mempunyai kelemahan-kelemahan. Mereka banyak mempunyai
     kelemahan, itu sudah tentu. Kelemahan itu tidak terletak
     pada beaya, mereka berlebih dan melimpah-limpah dalam
     memiliki pembeayaan. Tidak terletak pada man-power, mereka
     cukup dan mempunyai kemampuan untuk membayar siapa saja yang
     bersedia bekerja bagi mereka. Tidak terletak pula pada ilmu,
     mereka ahli dan mampu memperkerjakan tenaga-tenaga ahli.
     Tidak juga pada kekuasaan dan pengaruh dalam bidangnya
     masing-masing.
     Tetapi kelemahan itu terletak pada kelemahan ajaran agama
     mereka sendiri dipandang dari segi ratio, justru dalam
     hal-hal yang prinsipiil. Yaitu tentang I'tikad Trinitas,
     Ke-Allahan Yesus, Dosa Turunan, Pertentangan Antara
     Ayat-ayat Dalam Kitab Suci Mereka, serta tentang Pengertian
     Wahyu dan sebagainya. Mereka menyadari bahwa ajaran Kristen
     sebagaimana tersebut di atas memang sukar diterima oleh
     akal. Hal-hal inilah yang telah menyebabkan kemunduran agama
     Kristen di dunia barat di mana orang-orang tidak bersedia
     lagi menerima ajaran bahwa Yesus adalah Anak Allah dan Allah
     Sendiri, seperti antara lain yang pernah dikemukakan oleh
     Dr. B.J. Boland ketika berkunjung ke kantor Pimpinan Pusat
     Muhammadiyah beberapa waktu yang lalu. Seperti yang telah
     pernah ditulis oleh seorang pastor dalam salah satu majalah
     bahwa jumlah pengunjung gereja di negeri Belanda semakin
     menurun, dan seperti yang sering diceritakan oleh
     orang-orang yang pernah mengunjungi Eropah dan Amerika
     Serikat. Padahal di sana disediakan kenangan yang
     melimpah-limpah untuk penyiaran agama Masehi dengan
     pendirian gereja serta pergedungan lainnya. Di sana dapat
     dikatakan uang itu tidak memperoleh sasaran yang semestinya,
     dan perlu dialihkan ke bagian dunia yang lain, ke timur.
     3. Dengan keadaan demikian maka nampakya di dunia barat
     terutama di Eropah sudak tidak dapat diharap lagi untuk
     menjadi bumi subur bagi agama Masehi, yang dewasa inipun
     telah menjadi hanya seperti adat, bukan agama yang
     dimengerti dan disadari secara jelas. Apalagi andaikata
     (mudah-mudahan jangan) Perang Dunia III sudah sampai pada
     taraf tidak terelakkan lagi, maka seperti yang telah pernah
     diramalkan orang, dalam 17 jam pertama dari meletusnya
     perang nuilir itu, seluruh Eropah Barat akan musnah demikian
     juga mungkin seperempat dari bumi Amertka Serikat. Begitulah
     agama Masehi akan kehilangan tempat berpijak serta basis
     yang amat kuat dan kaya raya. Jadi apa yang harus dilakukan
     orang dewasa ini ialah sejauh mungkin berikhtiar
     menghilangkan gejala yang mungkin dapat menimbulkan perang
     itu, dan usaha itu sampai sejauh sekarang ini telah
     berhasil. Apa yang terjadi hanyalah perang setempat seperti
     misalnya Victnam, Timur Tengah, dan kini di Afrika. Tetapi
     apakah keadaan ini dapat dipertahankan untuk selamanya?
     Nampaknya karena itu mengapa agama Masehi memerlukan tanah
     persemaian baru yang masih dapat bertahan lebih lama serta
     jauh dari kancah perang nuklir yang akan datang. Dan
     persemaian itu harus sejak sekarang disiapkan agar jika
     perang pecah (mudah-mudahan jangan) tempat yang baru sudah
     siap selesai serta telah dapat berjalan seperti yang
     diharapkan. Tempat itu terletak di timur, dimana penduduknya
     belum sekritis penduduk Eropa.
     4. Indonesia akibat penjajahan Belanda selama tiga setengah
     abad, penduduknya kebanyakan bodoh dan miskin. Maka usaha
     kristenisasi telah dapat menutupi kelemahan-kelemahannya itu
     dergan membangun usaha-usaha pertolongan kepada rakyat
     seperti mendirikan rumah pcmeliharaan orang miskin dan anak
     yatim piatu, membangun rumah sakit dan balai pengobatan, dan
     sekolah-sekolah yang beraneka macam ragamnya. Bangsa
     Indonesia yang memeluk agama Kristen pada umumnya bukan
     hasil daripada pengertian dan kesadaran, tetapi karena
     pendidikan dimasa kanak-kanak dan karena merasa berhutang
     budi atau jasa, sedang keyakinan dan pengertiannya terhadah
     agamanya yang lama (Islam) masih terlalu dangkal. Adapun
     mereka yang cerdas dan pandai atau mendapat gelar keilmuan
     yang tinggi telah lebih dahulu hatinya disegel dengan
     rumusan: imanadalah iman dan bukan pengetahuan, berimanlah
     lebih dahulu barulah berusaha untuk mengerti. Akan tetapi
     sampai berapa lama dan sampai berapa berapa generasikah
     segel ini dapat dipertahankan? Manusia di barat telah
     menjadi bukti bahwa akal tidak akan sanggup terlalu lama
     disegel. Segel itu jebol dan akan keluar mencari jalan
     lepas.
 

Oleh:Y.B. Sariyanto Siswosoebroto  

Previous
« Prev Post

Related Posts

11:09:00 PM